Sejak terbentuk 9 Februari 2010 di Polewali, untuk pertamakalinya Alinasi Jurnalistik Independen (AJI) Kota Mandar mengadakan Uji Kompetensi Jurnalis. UKJ dilaksanakan di Wisma Yumari, Majene, 2-3 Februari 2018.
Awalnya 26 jurnalis anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Sulawesi yang mendaftar untuk ikut UKJ, belangan jumlahnya berkurang sebab ada beberapa peserta yang belum memenuhi syarat untuk ikut (baru mengikuti UKJ beberapa bulan lalu), tidak datang, dan mengundurkan diri (sakit). Kota Mandar bekerja sama dengan AJI Indonesia itu berasal dari luar Sulbar. Antara lain peserta dari AJI Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut), AJI Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan peserta dari AJI Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulsel).
Puluhan peserta UKJ tersebut akan diuji sesuai jenjang masing-masing. Mulai dari Jenjang Muda, Madya dan Utama. UKJ dilaksanakan untuk memperdalam kompetensi jurnalis demi meningkatkan profesionalime jurnalis dalam bekerja. Berdasarkan Garis Besar Haluan Program (GBHP) hasil Kongres ke X AJI Indonesia di Solo Jawa Tengah, organisasi konstituen Dewan Pers ini berkomitmen tingkatkan profesionalisme jurnalis.
Upaya tersebut dilakukan dengan peningkatan kapasitas jurnalis di era digital dan memperkuat independensi jurnalis. AJI Indonesia juga berkomitmen meningkatkan standar etika dan perilaku jurnalis, meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan jurnalistik serta meningkatkan pemahaman jurnalis terhadap isu tematik dan aktual.
Pelaksanaan hari pertama memberi pengalaman berharga bagi para peserta. Meskipun sudah lama bergelut di kegiatan jurnalistik, mengikuti ujian mereka mendapat banyak pengetahuan dan pengalaman baru. Para penguji memberi informasi kepada pengurus AJI Kota Mandar agar ke depan dibutuhkan pelatihan-pelatihan agar anggota AJI lebih luas wawasannya prihal teori-teori jurnalistik.
“Sebagai jurnalis, kita harus banyak membaca. Menambah wawasan dengan membaca buku. Jadi tidak pergi meliput saja,” kata Budisantoso Budiman, dari Badan Penguji AJI Indonesia yang mengkoordinir proses UKJ.
Para penguji UKJ berasal dari beberapa daerah, yakni Uslimin, Djufri Rahim, Nur Thamzil, Muannas, Yoseph dan Ishak. Selain penguji, juga hadri Minda Mora, dari Sekretariat AJI Indonesia, yang mengkoordinir tim admin. Tim admin admin adalah pendamping penguji, yang mengurusi hal-hal teknis. Misalnya menyiapkan bahan-bahan ujian. Tim admin berasal dari Lembaga Pers Mahasiswa Karakter, Universitas Sulawesi Barat.
“Kegiatan UKJ bisa berjalan baik atas dukungan teman-teman admin dari Karakter yang dibina Pak Farhan, mantan jurnalis yang juga salah satu pendiri AJI Kota Mandar. Mereka membantu persiapan, misalnya logistik, akomodasi dan proses UKJ. Di sisi lain, ini kesempatan bagi mereka juga untuk memperdalam pengetahuan tentang jurnalistik. Jadi saya sampaikan ke mereka untuk curi-curi mendengar apa yang disampaikan penguji atau melihat proses ujian. Sebab jika mereka serius untuk menjadi jurnalis, mereka akan mengikuti proses yang sama,” terang Muhammad Ridwan Alimuddin, Ketua AJI Kota Mandar.
Berbeda dengan pelaksanaan UKJ yang pernah diikuti anggota AJI Kota Mandar, pelaksanaan UKJ di Majene disebut UKJ mandiri sebab tidak didukung oleh sponsor atau donatur. Semua pendanaan kegiatan berasal dari dana kas AJI, baik AJI Indonesia maupun AJI Kota Mandar. “Kami didukung pembiayaan oleh AJI Indonesia lewat transportasi dan akomodasi para penguji, sedang AJI Kota Mandar menyiapkan biaya sewa kegiatan, logistik makan minum, perlengkapan, dan ATK. Akomodasi kami siapkan khusus anggota AJI Kota Mandar yang berasal dari luar Majene,” terang Ridwan.
(Oleh: Irwan dan Ridwan)